REKTOR UISB JADI PENCERAMAH ISRA’ MI’RAJ DI MASJID AL MUSTARI UNES 2025-02-08 | by irfan ananda. Rektor Universitas Islam Sumatera Barat (UISB) Prof. Dr. H. Eka Putra Wirman, Lc., M.A. penceramah Isra’ Mi’raj di Masjid Al Mustari Universitas Ekasakti, dihadiri Rektor Universitas Ekasakti Prof. dr. H. Sufyarma Marsidin, M.Pd, Wakil Rektor I dan II, para Dekan, Ketua Prodi dan Pegawai Yayasan, Unes dan AAI serta Mahasiswa. Jum’at (7/2). Acara ini diawali dengan pembacaan Kitab Suci Al Qur’an oleh Mafirah Insani mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Ekasakti, sambutan Rektor Unes dan ceramah memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW oleh Prof. Dr. H. Eka Putra Wirman, Lc, M.A., pada acara ini diberikan doprais bagi jemaah yang dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penceramah. Penceramah mengatakan mahasuci Allah SWT yang telah memperjalankan Hambanya, peristiwa Isra’ Mi’raj itu bahwa status Nabi Muhammad SAW dalam kejadian ini adalah pihak yang fasif beliau diperjalankan, Contoh semut itu tidak mungkin bisa sampai di Jakarta dalam waktu yang singkat satu setengah Jam, kecuali diperjalankan. Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang berada di Palestina, kalau perjalanan waktu itu dengan Onta memakan waktu lebih kurang 1 bulan begitu jauh dengan berjalan kaki dan onta. Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah SWT ke Sidratulmuntaha waktunya satu malam pulang pergi, beliau didampingi oleh Malaikat Jibril dengan manaiki buraq kecepatan kilat. Isra’ artinya perjalanan dimalam hari, dari Masjidil Aqsa Nabi Muhammad SAW didampingi Malaikat Jibril naik ke Sidratulmuntaha. Kita yakini bahwa Nabi Muhammad SAW itu pergi dari Mekah Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kemudian terus ke Sidratulmuntaha bukan mimpi, bukan mengkhayal, tapi dengan kesadaran yang sempurna. Kita yakini Nabi Muhammad SAW berangkat dengan seluruh jiwa raganya. Maha suci Allah telah memperjalankan Hambanya, Isra’ perjalanan dari Mekah ke Palestina, Mi’raj dari Palestina ke Sidratulmuntaha langit yang ke-7 lengkap tubuhnya, itu diyakini oleh ummat Islam di Indonesia, Nabi Muhammad SAW berangkat dan pulangnya hanya satu malam, sesuatu yang tidak masuk akal, tetapi Nabi Muhammad SAW benar dan betul-betul menjalani peristiwa itu bukan dalam bentuk mimpi, tapi dalam bentuk fisik dalam satu malam. Apa yang terjadi dalam perjalanan itu, kita yakin dan sudah sering mendengarnya, apa yang terjadi Nabi Muhammd SAW mengimami para Nabi shallat di Masjid Aqsa, lalu Nabi naik ke langit ketemu dengan para Nabi. Kemudian yang paling penting itu adalah Nabi Muhammad SAW sangat senang dan gembira mendapat perintah shallat 50 kali sehari semalam, Nabi Musa berkata kepada Nabi Muhamamad SAW, 50 kali shallat sehari semalam itu berat bagi ummat Mu minta kepada Allah untuk dikurangi, sudah 10 kali Nabi Muhammad SAW bulik balik menghadap Allah akhirnya hanya tinggal 5 kali lagi Shollat sehari semalam. Kemudian Nabi Muhammad SAW diperlihatkan azab neraka, bagi orang-orang yang berbuat maksiat di muka bumi ini, berbohong, menipu, memfitnah, riba dan sebagainya diperlihatkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada ummatnya. Bahwa maksiat itu akan kembali kepada orang yang melakukannya, harta yang didapatkan secara tidak halal akan kembali kepada kita, berbohong kita di dunia ini akan kembali kepada kita, menipu kita di dunia ini akan kembali kepada kita, memfitnah kita dan menghasut kita semua akan kembali kepada kita. Juga diperlihatkan oleh Allah azab yang lain seperti kepalanya dipukul, lidahnya dipotong, kakinya besar tidak bisa jalan. Apapun yang kita kerjakan semuanya akan dikembalikan oleh Allah kepada kita. Ada seorang sahabat berkata bahwa Nabi Muhammad SAW telah melakukan perjalanan malam hari atau semalaman ke baitul makdis dan ke Sidratulmuntaha yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Kemudian penceramah melontarkan beberapa pertanyaan kepada jemaah Masjid AL Mustari, bagi yang betul jawabanya diberikan doprais merupa sajada. Dari sejarah Isra’ Mi’raj ini dapat kita ambil pelajaran apa saja yang bisa kita kutip dari suatu peristiwa , masing-masing kita bisa memunculkan ikmah. Ikmah dari Isra’ Mi’raj ini pertama adalah sarana untuk menbuahkan keyakinan para sahabat, apakah sahabat ini beriman kepada Rasulullah atau tidak, karena berita yang disampaikan ini pada saat itu jelas tidak masuk akal, sampai saat ini juga tidak masuk akal, maka ditutut adalah iman, keimanan percaya saja tanpa proses berfikir. Ada ranahnya iman tidak akal disitu, Lalu ada ranah akal, akal bisa memahaminya, akal bisa melahirkan ilmu, buku dan ada ranah akal dan ada ranah iman. Islam ini adalah agama yang sempurna dan tidak asumsi saja tapi betul-betul dari sisi mana, ada ranah akal dan ada ranah iman, keyakinan hanya berdasarkan akal saja itu namanya filsafat, ketika filosofi itu sampai kepada kesimpulan bahwa Tuhan itu ada. Filsafatpun bisa membawa orang kepada keyakinan bahwa adanya Tuhan, jadi kalau agama itu semuanya harus masuk akal itu adalah agamanya filosof, kalau agamanya tidak pakai akal itu adalah agama budaya, Islam ini kombinasi dari kepercayaan kita dan akal. Ada 4 mashab yang kita kenal yaitu mashab Imam Hambali, mashab Imam Syafei, mashab Imam Malik Bin Abbas, Imam Abu Hanifah, ada 4 pendapatnya (pikirannya). Fikih itu adalah pemahaman dan pendapat. Pendapat 4 Imam ini diamalkan diseruh negeri di dunia, keempat imam ini adalah ahli hadis semua harus kita yakini. Kepala Humas H. Syarifuddin, S.E, M.Hum 0 komentar | komentar